Sabtu, 29 Januari 2011

KEDUDUKAN BK DALAM KTSP

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perencanaan, pelaksanaan dan perubahan kurikulum pendidikan di Indonesia senantiasa tetap akan dilakukan mengingat perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. Kepesatan kemajuan itu tentunya paling banyak didominasi aspek kognitif. Jika aspek kognitif yang menjadi prioritas keberhasilan proses pendidikan, sementara aspek afektif dinomor duakan maka kelak akan menghasilkan cerdik cendekiawan yang tidak memiliki naluri sehingga dapat mengakibatkan anomali sosial.
Bimbingan dan Konseling di sekolah memiliki peran sentral dalam proses pengembangan diri peserta didik, namun harus dimulai dari manakah hal itu akan diberikan. Setiap manusia tumbuh dan berkembang sesuai dengan tahap-tahap perkembangan, apabila menyalahi atau menyimpang dari tahapan itu maka yang terjadi adalah terdapat penyimpangan dalam perilaku. Konselor Sekolah wajib mengantarkan peserta didik agar mampu tumbuh dan berkembang sesuai dengan tugas dan tahap perkembangannya.

B. Kompetensi

Mampu memahami dan menjelaskan kedudukan, fungsi dan peran BK dalam KTSP.
Untuk mencapai kompetensi tersebut peserta diklat diharapkan dapat mencapai indikator-indikator sebagai berikut :
1. mengetahui Peraturan Menteri No. 22, 23 dan 24 tahun 2006-07-27
2. mengetahui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
3. memahami kedudukan, fungsi dan peran BK dalam KTSP
4. memahami wawasan BK dan penilaiannya dalam KTSP

C. Strategi Penyajian
Pendekatan yang digunakan dalam paparan mata diklat ini adalah pendekatan Andragogi dengan menggunakan berbagai metode secara bervariasi. Mengingat peserta adalah guru pembimbing yang kaya akan pengalaman lapangan, maka strategi penyajian yang digunakan antara lain :
1. Brainstrorming
2. Diskusi
3. Presentasi
4. Penugasan


BAB II
KEDUDUKAN, FUNGSI DAN PERAN BK DALAM KTSP

Kurikulum pendidikan yang selalu berubah hampir rerata dalam setiap sepuluh tahun, merupakan suatu dinamika dalam proses pembelajaran. Dinamika yang dimaksud adalah bahwa setiap perubahan merupakan upaya untuk menyesuaikan diri dalam proses kemajuan sehingga dunia pendidikan tidak bersifat statis. Oleh karena itu para ahli rekayasa pendidikan senantiasa mencermati perkembangan kemajuan zaman dan merencanakan kurikulum pendidikan mendatang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Kurikulum 2004 yang diperuntukkan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah hingga tahun ajaran 2006/2007 terdapat satuan pendidikan yang telah dan belum menguji cobakan kurikulum tersebut. Bagi satuan pendidikan yang belum melaksanakan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan pendidikan Dasar Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, secara bertahap dalam waktu paling lama 3 tahun, dengan tahapan:
a. Untuk sekolah dasar (SD), madrasah ibtidaiyah (MI), dan sekolah dasar luar biasa (SDLB)
- tahun 1 : kelas 1 dan 4
- tahun II : kelas 1, 2,4 dan 5
- tahun III : kelas 1,2,3,4,5, dan 6
b. Untuk sekolah menengah pertama (SMP), madrasah tsanawiyah (MTs), sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), madrasah aliyah kejuruan (MAK), sekolah menengah luar biasa (SMPLB) dan sekolah menengah atas luar biasa (SMALB):
- tahun I : kelas 1
- tahun II : kelas 1 dan II
- tahun III : kelas 1,2 dan 3
Penyimpangan terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud pada peraturan diatas, dapat dilakukan setelah mendapat izin Menteri Pendidikan Nasional.

Keberadaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), di lingkungan pendidikan dasar dan menengah yang berkaitan dengan masalah Bimbingan dan Konseling disebutkan bahwa pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan layanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar dan pengembangan karir peserta didik.
Menyimak uraian di atas maka keberadaan Bimbingan dan Konseling di setiap satuan pendidikan merupakan bagian integral dalam suatu sistem pendidikan. Jika guru mata pelajaran memberikan materi pelajaran pada peserta didik, maka konselor sekolah menggarap pengembangan diri peserta didik. Pengembangan diri ini sangat mempengaruhi terhadap perkembangan peserta didik. Bimbingan dan Konseling di sekolah memiliki kedudukan dan peran yang sangat penting bahkan perlu, sebab dengan layanan BK di sekolah yang mengacu pada pengembangan diri, peserta didik akan dapat berkembang secara optimal dalam melaksanakan tugas perkembangannya. Melihat kedudukan dan perannya layanan BK di sekolah, maka layanan BK memiliki fungsi a). pemahaman b). pencegahan c).pengentasan d). pemeliharaan dan pengembangan dan e). fungsi advokasi. Jika saja semua fungsi layanan BK di sekolah dapat berjalan dengan baik dan ditangani secara profesional, maka perkembangan dan pertumbuhan peserta didik akan lebih mampu kembang dan tumbuh sesuai dengan tahapan dan tugas-tugas perkembangannya. Agar tahap dan tugas perkembangan itu dapat berjalan, maka salah satu prosedur atau cara dalam melaksankan BK di sekolah adalah melalui layanan konseling. Adapun pelaksanaan layanan dapat diberikan di dalam kelas dan juga dapat di luar kelas sebagai kegiatan ekstrakurikuler.

Kerangka Kerja Bimbingan dan Konseling di Sekolah
1. Bidang BK
Didasarkan pada substansi pelayanannya, bidang layanan bimbingan dan konseling digolongkan sebagai berikut.
a. Bidang pengembangan Kehidupan pribadi, yaitu bidang pela-yanan bimbingan dan konseling yang dumaksudkan untuk membantu individu menilai kecakapan, minat, bakat, karakteristik kepribadian diri sendiri untuk mengembangkan diri secara realistik
b. Bidang pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan bimbingan dan konseling yang dimaksudkan untuk membantu individu menilai dan mencari alternatif hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebaya atau dengan lingkungan sosial yang lebih luas
c. Bidang pengembangan kegiatan belajar yaitu bidang pelayanan bimbingan dan konseling yang dimaksudkan untuk membantu individu dalam kegiatan belajarnya dalam rangka mengikuti jenjang dan jalur pendidikan tertentu dan/atau dalam menguasai suatu kecakapan dan keterampilan tertentu
d. Bidang pengembangan perencanaan, pelaksanaan, dan pemantapan karir yaitu bidang pelayanan bimbingan dan konseling yang dimaksudkan untuk membantu individu dlam mencari dan menetapkan pilihan karir serta mengambill keputusan berkenaan dengan karir tertentu, baik karir yang sedang dijalani majupun karir di masa depan
Bidang bimbingan tersebut diatas dilaksanakan melalui berbagai jenis layanan (informasi, orientasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, konseling, bimbingan kelompok, konsultasi, mediasi) yang diperkuat dengan pendukung (instrumentasi, kunjungan rumah, konferensi kasus, himpunan data, alih tangan kasus)

2. PenilaianLayanan BK
Dalam penilaian program BK harus diupayakan tindakan atau proses yang dapat menentukan derajat kualitas kemajuan suatu pelaksanaan yang bertumpu pada perencanaan program yang telah dijadikan sebagai patokan tahun berjalan. Sehingga dapat direncanakan program tindak lanjut dalam melayani kebutuhan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Hasil dari suatu penilaian tersebut dengan jelas dapat terlihat program-program yang tidak tercapai, program setengah tercapai atau program yang tercapai secara penuh. Untuk program layanan BK yang tidak/belum tercapai harus dilihat sisi mana yang menjadi penghambat, sehingga hambatan yang menjadi kendala tersebut dapat dicarikan jalan keluarnya dan dapat direkomendasikan untuk perencanaan program mendatang.
Selain sebagai penentu derajat kualitas kemajuan suatu program, penilaian juga dapat berfungsi sebagai umpan balik terhadap keefektifan layanan BK. Juntika dan Akur Sudianto (2004) mengemukakan dua macam penilaian dalam BK yakni 1) penilaian proses, untuk mengetahui sampai sejauh mana keefektifan layanan BK dilihat dari prosesnya, dan 2) penilaian hasil, untuk memperoleh informasi keefektifan layanan BK dilihat dari hasilnya. Aspek yang dinilai baik proses maupun hasil antara lain: a) kesesuaian antara program dan pelaksanaan b) keterlaksanaan program c) hambatan yang dijumpai d) dampak layanan BK terhadap KBM e) respon siswa, personel sekolah, orang tua dan masyarakat f) perubahan kemajuan siswa dilihat dari pencapaian tujuan layanan BK, pencapaian tugas-tugas perkembangan, hasil belajar dan keberhasilan siswa setelah menamatkan sekolah, baik pada studi lanjutan maupun pada pada kehidupannya di masyarakat.
Namun apabila dilihat dari segi evaluasi, maka evaluasi dalam BK lebih bersifat penilaian dalam proses yang dapat dilakukan dengan cara a) mengamati partisipasi dan aktivitas siswa dalam kegiatan layanan bimbingan b) mengungkapkan pemahaman siswa atas bahan-bahan yang disajikan atau pemahaman / pendalaman siswa atas masalah yang dihadapinya c) mengungkapkan kegunaan layanan bagi siswa dan perolehan siswa sebagai hasil dari partisipasi/aktivitasnya dalam kegiatan layanan bimbingan d) mengungkapkan minat siswa tentang perlunya bimbingan lebih lanjut e) mengamati perkembangan siswa dari waktu ke waktu f) mengungkapkan kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan kegiatan layanan.
§
BAB III
PENUTUP

Mengacu pada naskah KTSP tentang Pengembangan Pribadi, maka layanan bimbingan dan konseling di sekolah wajib dilaksanakan sesuai, sebab materi tersebut dapat mengantarkan peserta didik untuk dapat berkembang secara optimal, mampu mengenal dan memahami diri, keluarga dan lingkungannya. Dalam pelaksanaannya tentunya dapat melibatkan pihak lain (guru mata pelajaran) dengan melihat kondisi sekolah. Tanpa pemberian materi pengembangan diri menyebabkan berbagai hal negatif yakni anomali sosial. Oleh karena itu para guru pembimbing/konselor sekolah wajib meningkatkan 4 kompetensi agar dapat melaksanakan tugas yang diembannya dengan baik dan benar.
Konselor Sekolah harus mampu menjabarkan tugas-tugas perkembangan untuk dijadikan bahan bimbingan dalam upaya mengantarkan peserta didik berkembangan secara optimal.

PEMANFAATN TIK DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hampir setiap jengkal tempat berpijak dan bahkan hampir disetiap tangan orang dapat dijumpai berbagai aneka peralatan teknologi dan komunikasi. Begitu hebat kemajuan pada dua dasa warsa terakhir ini terhadap peralatan teknologi dan komunikasi. Pada umumnya hal yang demikian hanya bersifat pribadi yang penggunaanya hanya untuk intertainment, sedangkan untuk kepentingan lembaga/institusi belum banyak dimanfaatkan kecuali pada level institusi/lembaga yang beroperasi sekala besar. Tidak bisa dipungkiri bahwa lembaga pendidikan pun ikut beradaptasi terhadap teknologi informasi ini, namun penggunaannya masih terasa idle.
Banyak sekolah walaupun sudah computerized tetap masih mengerjakan pekerjaan secara manual. Hal ini terbatasnya perangkat lunak dan sumber daya manusianya.
Bidang bimbingan dan konseling, yang merupakan bagian dari dunia persekolahan haruslah juga mampu memanfaatkan teknologi informasi untuk menyelesaikan tugas-tugas layanan bimbingan. Banyak perangkat lunak yang telah dirilis untuk itu dan dapat dimanfaatkan dalam memberikan layanan kepada peserta didik.




BAB II
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh para guru, khususnya Guru Pembimbing adalah kompetensi profesional. Salah satu bentuk nyata dari kompetensi ini adalah guru harus mampu menggunakan peralatan yang disediakan oleh lembaga yakni berupa media pembelajaran. Pada umumnya setiap sekolah sudah dilengkapi dengan berbagai peralat pembelajaran, dari yang sederhana sampai yang mutakhir.
Agar Guru Pembimbing mampu menggunakan perangkat yang dimaksud, sebaiknya para guru harus mau meng up grade diri sebaik-baiknya, mengingat keberadaan perangkat tersebut sudah semakin banyak dan semakin murah. Para guru tidak perlu merasa malu, sungkan untuk memulai memanfaatkan perangkat tersebut. Perangkat keras maupun lunaknya sudah banyak beredar dipasaran sehingga hanya bagaimana cara menggunakan. Perangkat dalam multimedia sekarang, semakin mudah dioperasikan, semakin menyenangkan dipergunakan dan semakin mengasyikkan bila ditekuninya. Konsep inilah yang selanjutnya dapat disebut sebagai edutainment (memudahkan, menyenangkan dan mengasyikkan) atau dalam korider pendidikan sering disebut sebagai PAKEM. Proses suatu pembelajaran jika dilaksanakan dengan cara tersebut, maka peserta didik akan senang hati melakukan kegiatan yang diikuti.
Ada beberapa perangkat yang dapat dipergunakan dalam pembelajaran dalam satu komponen yang utuh, artinya beberapa komponen dapat dikolaborasikan menjadi satu unit peralatan pembelajaran. Peralatan tersebut tentunya mengikuti perkembangan teknologi mutakhir, teknologi berbasis komputer sehingga dapat dijadikan peralatan yang bersifat audio visual.

Peralatan yang dibutuhkan
A. Perangkat keras (hardware) dan segala macam perangkat lunak (software) telah begitu banyak merambah pasar-pasar dan rumah-rumah. Sosok perangkat ini terdiri dari atas:
a. Hardware, dapat dilihat dan diraba (monitor, CPU, Printer, Harddisk, LCD, DVD Player, Modem )
b. Software, sistem atau program operasi dalam menjalankan komputer ( DOS, Windows, Unix/Xenix dan Linux, MS Office)
B. Brainware, SDM yang memiliki ketrampilan dalam mengoperasikan berbagai aplikasi.

Kegunaan dalam BK
1. Memberikan bimbingan kepada peserta didik melalui audiovisual
2. Pengolahan Data Hasil Tes
3. Kegiatan administrasi sehari-hari
4. Pengolahan data siswa (AUM dan ITP)
5. Perancangan bahan bimbingan

Konselor Sekolah dapat memberikan layanan informasi melalui berbagai tayangan audiovisual dengan memutarkan VCD/DVD yang berkaitan dengan kebutuhan siswa.
Pengolahan data hasil tes dapat dilakukan terutama bagi Konselor Sekolah yang sudah mengikuti program Instrumentasi, karena untuk pengolahan tes IQ, Minat dan Bakat Akademik sudah berkembang dengan maju.
Untuk pengolahan data AUM maupun ITP, saat ini sudah dikembangkan dengan sistem computerized. Perangkat lunak ini mudah dioperasionalkan karena berbasis bahasa Indonesia. Rincian dari perangkat tersebut (ITP) yakni :

Data Siswa/Peserta


Analisis Kelompok


Analisis Individu

Dari proses pengolahan ITP ini, Konselor Sekolah dapat merencanakan penyusunan program BK berbasis perkembangan.
Demikian halnya dalam perangkat AUM, proses dimulai dengan pengisian data siswa secara lengkap ( data siswa/daftar 8355), lalu memberikan instrumen kepada siswa tentang AUM umum dan AUM PTSDL
P = Prasyarat penguasaan materi pelajaran
T = KeTerampilan belajar
S = Sarana belajar
D = Diri pribadi
L = Lingkungan belajar dan sosio-emosional

Dalam merancang bahan bimbingan dapat dipergunakan dengan cara yang sederhana dengan menggunakan Software dalam program komputer, antara lain program Power Point, Flash. Bahan ajar yang dibuat dengan program ini cukup mudah dan meriah. Hasilnya dapat melalui OHP atau digabungkan dengan LCD. Namun untuk merancang bahan bimbingan ini diperlukan beberapa cara yang memenuhi standar atau kaidah-kaidah yang berlaku.
Kaidah-kaidah itu yakni:
• Pesan yang tertuang merupakan kata kunci
• Pesan harus singkat, padat dan jelas
• Satu halaman (framea) hanya satu pesan
• Satu baris maksimal 7 kata dan 10 baris
• VISUALS
V- isible, mudah dilihat dan dibaca
I - nteresting, menarik
S- imple, sederhana
U- seful, berguna
A- curate, teliti
L- egitimate, sesuai aturan
S- tructured, tersusun

Membuat Bahan Bimbingan
Kita dapat mencoba memulai membuat bahan bimbingan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Konsep bahan bimbingan yang akan dibuat, dengan mengikuti kaidah-kaidah
2. Pindahkan konsep tersebut menggunakan program power point dari komputer
3. Dari tampilan power point, tuliskan konsep yang telah dibuat
4. Setelah penulisan selesai, dapat ditentukan background, untuk itu pilihlah dari menu Format dari sejumlah deretan menu yang terdapat diatas halaman kerja, lalu klik slide design
5. Dari berbagai pilihan disamping kanan halaman kerja pilihlah salah satu yang dikendaki, perhatikan contoh dibawah ini:


6. Jika menginginkan gerakan gerakan huruf pada waktu ditampilkan, dari menu
pilih slide show dan klik custom animation, perhatikan add effect
7. Untuk menambahkan gambar, pilih insert – picture (clip art, from file)
8. Untuk menambahkan musik, pilih insert – Movies and Sound (musik, audiovisual)
Demikian seterusnya, untuk membuat frame berikutnya diperlukan proses dan prosedur yang sama.

Koneksi Internet
Ada dua hal yang harus dibahas dalam hal yang berkaitan dengan topik diatas, yakni kata internet dan kata media pembelajaran.
Istilah internet berasal dari singkatan Interconecction Networking, yang berarti a global network of computer networks (Randall & Latulipe, 1995)
Sedangkan media pembelajaran, merupakan alat yang dijadikan perantara dalam proses belajar. Dengan demikian maka topic diatas dapat diartikan sebagai alat pembelajaran yang berbasis jaringan.
Dalam internet informasi menjadi bebas dan murah, dan dapat dilaksanakan oleh siapa saja tanpa membedakan gender, pangkat dan profesi. Informasi apa saja dapat diperoleh melalui internet, baik berupa berita koran, jurnal, gambar-gambar yang diam maupun yang bergerak. Bahkan hampir setiap jengkal keberadaan warnet di kota-kota besar sudah semakin banyak. Dengan keberadaannya yang seperti ini maka komunikasi tanpa batas melalui dunia maya semakin tak terhalangi lagi.
Internet memang sebuah fenomena, yang mendorong kebebasan untuk memperoleh informasi tanpa ada batasan. Internet dapat dijadikan sebagai pembentuk jaringan komunitas, berkirim surat, yang sekaligus menambah wawasan dan ilmu apabila digunakan secara positif.

Berbagai Istilah Dalam Internet
Web Browser, adalah program aplikasi yang digunakan untuk menampilkan halaman WWW (world wide web). Ini merupakan sumber informasi dalam internet yang dapat menampilkan kombinasi teks, grafis dan multimedia. Informasi yang terdapat didalam www dapat diakses dan dicari melalui internet.
Menggunakan web browser itu mudah, yang diperlukan hanyalah harus memiliki alamat web yang akan dibuka. Alamat ini biasa disebut dengan Uniform Resource Locator (URL). Program web browser dapat diperoleh dari program bawaan yang dikeluarkan oleh operasi Windows yakni Internet Explorer. Akan tetapi masih banyak program alternative web broser yang sebagian besar bersifat gratis, seperti Netscape, Firefox, Opera dan lain-lain.

Peralatan Yang Diperlukan

Account Internet
Komputer
Modem
Program komunikasi Informasi parameter Nama login
Password


Bagaimana Cara Membuka Sebuah Alamat?
1. Lakukan koneksi internet, pergunakan dial-up dan klik TelkomNET Instan. Kemudian
akan muncul dialog Connect TelkomNET Instan. Klik dial untuk melakukan koneksi.



2. Buka program Internet Explorer. Klik tombol Start, lalu klik All Program dan klik lagi
Internet Explorer

3. Setelah tampil program Internet Explorer, ketik alamat yang akan dituju pada baris
address. Misalnya www.widyaiswara.com, lalu tekan tombol enter

Menyimpan Sebuah Alamat URL:
1. Dari tampilan halaman sebuah web, klik Add to Favorites
2. Maka akan muncul beberapa sub menu dng posisi dari atas kebawah, kemudian klik Create in dan klik New Folder
3. Ketiklah nama folder baru pada kotak dialog Create New Folder (misalnya Situs Widyaiswara) setelah selesai klik OK

Search Engine
Karena semakin banyaknya jumlah situs yang selalu bertambah setiap hari, baik secara perorangan maupun corporate, maka pengguna seperti berada dalam hutan belantara informasi. Untuk membantu para pengguna dalam mencari informasi yang begitu banyak maka cukup satu saja situs yang dibuka. Agar dengan mudah mencari data dan informasi maka diperlukan bantuan search engine. Program ini banyak terdapat dan diberikan secara gratis, antara lain www.yahoo.com, www.msn.com, www.google.com dan lain sebagainya. Setiap search engine menampilkan informasi yang paling relevan atau paling dekat dengan maksud kata yang dicari. Contoh:
1. Bukalah Internet Explorer, dan pilih salah satu alamat URL
2. Pada kotak pencarian ketiklah kata yang dibutuhkan, lalu tekan tombol enter (misal, akur)
3. Untuk tampilan hasil pencarian
Search Engine ini sering dipergunakan oleh para pengguna sebab untuk memperoleh informasi yang benar-benar dibutuhkan yang dapat dipergunakan dalam berbagai kepentingan.


E-mail,
Mmerupakan sebuah program yang digunakan untuk membaca dan mengirim e-mail. Ciri khusus dari program e-mail client adalah pengguna dapat mendownload pesan terlebih dahulu kedalam computer, memutukan koneksi internet dan baru kemudian membaca pesan secara offline (koneksi internet tidak tersambung).
Ada banyak sekali e-mail gratis yang ada dan dapat dipilih sesuai dengan selera. Setiap e-mail menawarkan berbagai fasilitas tambahan yang berbeda dengan yang lainnya, baik kapasitas penyimpanan, fitur dan lain-lain.
E-mail gratis tersebut meminta kepada yang berkeinginan untuk mendaftarkan diri terlebih dahulu. Nama account yang akan digunakan tidak boleh sama atau pernah dipergunakan oleh orang lain. Adapun cara dalam mendaftarkan e-mail adalah sebagai berikut:
1. Lakukan koneksi internet, pergunakan dial-up dan klik TelkomNET Instan. Kemudian akan muncul dialog Connect TelkomNET Instan. Klik dial untuk melakukan koneksi.
2. Buka program Internet Explorer. Klik tombol Start, lalu klik All Program dan klik lagi Internet Explorer
3. Setelah tampil program Internet Explorer, ketik alamat yang akan dituju pada baris address. Misalnya www.yahoo.com.com, lalu tekan tombol enter
4. Dari halaman situs yahoo! Mail, klik tombol Sign up for yahoo!
5. Dari grup Create Your Yahoo! Ubahlah ID, isi Preferret content menjadi Yahoo!Indonesia. Maksudnya untuk mengaktifkan setting daftar isian kedalam format Indonesia, dan e-mail yang akan dibuat juga menjadi @yahoo.co.id

Cara Penulisan Referensi
Dalam hal pengguna memperoleh informasi yang didapat melalui search engine dan dipergunakan untuk kepentingan penyusunan karya ilmiah dan mengharuskan menyebutkan sumber informasi tersebut, maka penulisannya sebagai berikut :
Carvin, Andy (1966). “Paving the First Path: The Internet”
Dalam EdWeb: Exploring Technology and School
Reform.http://www.cnidr.org:90/ibahn.int1.html
(accessed 24 Maret 2006)
http://www.searchenginewatch.com/report/npd.htm ( 25 Maret 2006)
http://www.library.usyd.edu.au:8080/Index/searchbib.html>
(Last modified 25 maret 2006, accessed 17 Agustus 2006)
Carvin, Andy (1966). “Paving the First Path: The Internet”
Dalam EdWeb: Exploring Technology and School
Reform.http://www.cnidr.org:90/ibahn.int1.html
(accessed 24 Maret 2006)

BAB IV
PENUTUP


Dalam upaya memberikan layanan bimbingan dan konseling di sekolah, selayaknya sebagai Konselor Sekolah mampu memanfaatkan segala perangkat yang ada sehingga para siswa mampu berkembang secara optimal.
Perangkat yang tersedia dipasaran cukup banyak dengan harga yang terjangkau oleh sekolah, sumber daya manusia cukup memadai dan bisa dilatih. Untuk mampu menggunakan perangkat teknologi informasi hanya dibutuhkan kemauan dan kerajinan.











DAFTAR PUSTAKA

1. Komputer Aktif, Edisi Tahun 2005
2. AUM, Pusat Pengembangan Instrumen Pendidikan- Bandung
3. ITP, Universitas Pendidikan Indonesia

Standar Kompetensi Bimbingan dan Konseling di SLTP

Dalam Permendiknas No. 23/2006 telah dirumuskan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dicapai peserta didik, melalui proses pembelajaran berbagai mata pelajaran. Namun, sungguh sangat disesalkan dalam Permendiknas tersebut sama sekali tidak memuat Standar Kompetensi yang harus dicapai peserta didik melalui pelayanan Bimbingan dan Konseling. Oleh karena itu, Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) mengambil inisiatif untuk merumuskan Standar Kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik, mulai tingkat SD sampai dengan Perguruan Tinggi, dalam bentuk naskah akademik, untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan Depdiknas dalam menentukan kebijakan Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Indonesia.
Dalam konteks pembelajaran Standar Kompetensi ini disebut Standar Kompetensi Lulusan (SKL), sementara dalam konteks Bimbingan dan Konseling Standar Kompetensi ini dikenal dengan istilah Standar Kompetensi Kemandirian (SKK), yang di dalamnya mencakup sepuluh aspek perkembangan individu (SD dan SLTP) dan sebelas aspek perkembangan individu (SLTA dan PT). Kesebelas aspek perkembangan tersebut adalah: (1) Landasan hidup religius; (2) Landasan perilaku etis; (3) Kematangan emosi; (4) Kematangan intelektual; (5) Kesadaran tanggung jawab sosial; (6) Kesadaran gender; (7) Pengembangan diri; (8 ) Perilaku kewirausahaan (kemandirian perilaku ekonomis); (9) Wawasan dan kesiapan karier; (10) Kematangan hubungan dengan teman sebaya; dan (11) Kesiapan diri untuk menikah dan berkeluarga (hanya untuk SLTA dan PT). Masing-masing aspek perkembangan memiliki tiga dimensi tujuan, yaitu:(1) pengenalan/penyadaran (memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang aspek dan tugas perkembangan [standar kompetensi] yang harus dikuasai); (2) akomodasi (memperoleh pemaknaan dan internalisasi atas aspek dan tugas perkembangan [standar kompetensi] yang harus dikuasai) dan (3) tindakan (perilaku nyata dalam kehidupan sehari-hari dari aspek dan tugas perkembangan [standar kompetensi] yang harus dikuasai).
Aspek perkembangan dan beserta dimensinya tampaknya sudah disusun sedemikian rupa dengan mengikuti dan diselaraskan dengan prinsip-prinsip, kaidah-kaidah dan tugas-tugas perkembangan yang harus dicapai individu.
Berikut ini rumusan Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik pada Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
No Aspek Perkembangan Tataran/Internalisasi Tujuan
Pengenalan Akomodasi Tindakan
1 Landasan hidup religius Mengenal arti dan tujuan ibadah Berminat mempelajari arti dan tujuan ibadah Melakukan berbagai kegiatan ibadah dengan kemauan sendiri
2 Landasan perilaku etis Mengenal alasan perlunya mentaati aturan/norma berperilaku Memahami keragaman aturan/patokan dalam berperilaku dalam konteks budaya Bertindak atas pertimbangan diri terhadap norma yang berlaku
3 Kematangan emosi Mengenal cara-cara mengekspresikan perasaan secara wajar Memahami keragaman ekspresi perasaan diri dan perasaan orasaan orang lain Mengekspresikan perasaan atas dasar pertimbangan kontekstual
4 Kematangan intelektual Mempelajari cara-cara pengambilan keputusan dan pemecahan masalah Menyadari adanya resiko dari pengambilan keputusan Mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan resiko yang mungkin terjadi.
5 Kesadaran tanggung jawab sosial Mempelajari cara-cara memperoleh hak dan memenuhi kewajiban dalam lingkungan kehidupan sehari-hari Menghargai nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan dalam kehidupan sehari-hari Berinteraksi dengan orang lain atas dasar nilai-nilai persahabatan dan keharmonisan hidup.
6 Kesadaran gender Mengenal peran-peran sosial sebagai laki-laki atau perempuan Menghargai peranan diri dan orang lain sebagai laki-laki atau perempuan dalam kehidupan sehari-hari Berinteraksi dengan lain jenis secara kolaboratif dalam memerankan peran jenis
7 Pengembangan diri Mengenal kemampuan dan keinginan diri Menerima keadaan diri secara positif Meyakini keunikan diri sebagai aset yang harus dikembangkan secara harmonis dalam kehidupan
8 Perilaku kewirausahaan (kemandirian perilaku ekonomis) Mengenal nilai-nilai perilaku hemat, ulet sungguh-sungguh dan konpetitif dalam kehidupan sehari-hari. Menyadari manfaat perilaku hemat, ulet sungguh-sungguh dan konpetitif dalam kehidupan sehari-hari. Membiasakan diri hidup hemat, ulet sungguh-sungguh dan konpetitif dalam kehidupan sehari-hari.
9 Wawasan dan kesiapan karier Mengekspresikan ragam pekerjaan, pendidikan dan aktivitas dalam dengan kemampuan diri Menyadari keragaman nilai dan persyaratan dan aktivitas yang menuntut pemenuhan kemampuan tertentu Mengidentifikasi ragam alternatif pekerjaan, pendidikan dan aktifitas yang mengandung relevansi dengn kemampuan diri
10 Kematangan hubungan dengan teman sebaya Mempelajari norma-norma pergaulan dengan teman sebaya yang beragam latar belakangnya Menyadari keragaman latar belakang teman sebaya yang mendasari pergaulan Bekerja sama dengan teman sebaya yang beragam latar belakangnya
Sumber:
Depdiknas.2007.Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal.Jakarta.